Review Jurnal Motivasi Kerja
Judul : Hubungan antara Persepsi terhadap
Kompensasi dan Semangat Kerja pada Karyawan Operasional PT Kai (Persero)
Purwokerto
Nama Penulis : Harlina Nurtjahjanti
Instansi
Penulis : Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Abstrak
: Semangat kerja
adalah sikap karyawan terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya yang
diwujudkan dalam kedisiplinan, kegairahan kerja dan dorongan untuk maju, dan
salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kepuasan karyawan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara persepsi terhadap
kompensasi dengan semangat kerja pada karyawan operasional PT KAI dan seberapa
besar sumbangan efektif yang diberikan oleh persepsi terhadap kompensasi
terhadap semangat kerja pada karyawan operasional PT. KAI Purwokerto. Persepsi
terhadap kompensasi memberikan sumbangan efektif sebesar 15,2 % terhadap
semangat kerja.
Kata
kunci : Semangat kerja, persepsi terhadap kompensasi
Latar Belakang Penelitian :
PT. Kereta Api (Persero) adalah penyelenggara
sarana perkeretaapian sekaligus badan usaha yang mengusahakan sarana
perkeretaapian umum. Sebagai salah satu penyedia jasa transportasi, PT KAI
harus memiliki pengelolaan SDM yang baik menjadi salah satu upaya untuk
menunjang kekuatan SDM yang tersedia di perusahaan. Adanya semangat kerja yang
tinggi menunjukkan adanya kepuasan yang diperoleh karyawan terhadap
perusahaannya. Perancangan sistem kompensasi merupakan salah satu elemen yang
dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Dengan kata lain suatu sistem imbalan
yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para pegawai yang pada
gilirannya memungkinkan perusahaan memperoleh, memelihara, dan mempekerjakan
sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif, bekerja
produktif bagi kepentingan perusahaan (Siagian, 2008).
Tujuan Penelitian :
Meneliti apakah ada hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dan
semangat kerja pada karyawan operasional PT KAI Purwokerto.
Metode Penelitian :
ü
Subjek dan sampling
Subjeknya adalah 100 pegawai pada bagian operasional
PT KAI yaitu masinis-assisten masinis, kondektur, PLKA-RAC. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara teknik proportional sampling.
ü Metode
Pengumpulan Data
(1) skala semangat kerja yang disusun dari aspek semangat
kerja dari Anoraga dan Suyati (1995); Nawawi & Martini (1990), yaitu aspek
kerjasama, kedisiplinan, kegairahan kerja, dan dorongan untuk maju. Skala
semangat kerja memuat 22 aitem.
(2) skala
Persepsi terhadap Kompensasi diukur dengan menggunakan gabungan antara
aspek-aspek persepsi menurut Schiffman (dalam Sukmana, 2003) dan komponen
kompensasi dalam Nawawi (2008) sebagai berikut (aspek kognisi dan aspek afeksi)
dan komponen kompensasi finansial (kompensasi langsung dan tidak langsung) yang
memuat 24 aitem.
ü Metode
Analisis Data
Uji Validitas menggunakan
teknik korelasi product moment dari pearson. Uji reliabilitas
menggunakan teknik koefisien Alpha. Hubungan kedua variabel menggunakan metode
statistik yaitu analisis regresi linier sederhana dengan bantuan program
komputer SPSS.
Hasil dan Pembahasan :
ü Hasil Analisis Data
Diketahui koefisien korelasi = 0.391, tingkat signifikansi p= 0.00 (p < 0.05),
Persamaan regresi adalah Y= 51.119+0.615(X), maka disimpulkan hipotesis yang
diajukan peneliti, yaitu adanya hubungan positif antara persepsi terhadap
kompensasi dengan semangat kerja diterima. Hasil analisis uji koefisien
determinasi (R2)=0, artinya variabel persepsi terhadap kompensasi memberikan
sumbangan efektif sebesar 15,2%, dan sisanya sebesar 84,8% diterangkan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ü Pembahasan
Berdasarkan hasil tersebut,
hipotesis yang diajukan dalam penelitian terdapat hubungan positif antara
persepsi terhadap kompensasi dengan semangat kerja diterima. Semakin positif
persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi, maka semakin tinggi semangat
kerja karyawan begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa, persepsi terhadap kompensasi merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi semangat kerja karyawan operasional PT KAI. Persepsi yang positif
tersebut dimungkinkan muncul dengan adanya perhatian dari perusahaan terhadap
kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya. Kompensasi yang
dirasakan adil oleh karyawan akan meningkatkan kepuasan karyawan yang pada
akhirnya akan memicu karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga
tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan tercapai secara bersama.
Kesimpulan dan Saran :
Ada hubungan positif antara persepsi terhadap
kompensasi dengan semangat kerja karyawan operasional PT KAI. Sumbangan efektif
variabel persepsi terhadap kompensasi pada semangat kerja sebesar 15.2%
sedangkan 84,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas
dalam penelitian ini.
Berpijak
pada hasil tersebut dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi
karyawan operasional PT KAI
Agar mempertahankan pandangan yang positif terhadap
kompensasi, yaitu dengan menerima kebijakan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dalam hal ini PT KAI dan berpartisipasi aktif untuk ikut menentukan
arah kebijakan perusahaan demi kepentingan bersama.
2. Bagi
manajemen PT. KAI Purwokerto
Agar
tetap memberikan reward yang berupa penghargaan, pengakuan, balas jasa
oleh perusahaan yang sesuai dengan prestasi dan kinerja awak KA ditambah dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat refreshing bagi seluruh
karyawan operasional.
3. Bagi
peneliti selanjutnya
Agar
dapat melakukan penelitian dengan variabel-variabel bebas yang lain, yang turut
berperan dalam mendorong dalam semangat kerja, antara lain: konsep diri,
promosi jabatan, kompensasi, keterlibatan kerja, dan lingkungan kerja.
Komentar :
semangat kerja tinggi akan menunjukkan sikap positif
dalam bekerja, seperti: kesetiaan, kegembiraan, kerjasama, kebanggaan,
kepatuhan, disiplin, ramah, optimis, dan tercapai kepuasan kerja. Pendapat
tersebut menunjukkan dengan adanya sikap kerja yang positif akan membuat
karyawan bekerja secara maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan
perancangan sistem kompensasi merupakan salah satu elemen yang dapat
meningkatkan kepuasan karyawan. Dengan kata lain suatu sistem imbalan yang baik
adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para pegawai yang pada gilirannya
memungkinkan perusahaan memperoleh, memelihara, dan mempekerjakan sejumlah
orang yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif, bekerja produktif bagi
kepentingan perusahaan.
Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menunjukkan
adanya hubungan positif antara persepsi terhadap kompensasi dengan semangat
kerja diterima. namun, ada beberapa kelemahan pada bagian tertentu di antaranya
jumlah perbandingan data yang tidak seimbang antara variable semangat kerja
(variabel independen) dengan persepsi terhadap kompensasi (variabel dependen)
sehingga akan menimbulkan dua spekulasi yaitu peneliti akan menambahkan jumlah
data pada skala semangat kerja atau peneliti akan mengurangi jumlah data pada
skala persepsi terhadap kompensasi yang akhirnya kemungkinan dapat menimbulkan
kesalahan type error I semakin besar (kesalahan karena menolak Ho yang benar).
Selain itu peneliti menyatakan persepsi terhadap kompensasi merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja namun dari hasil analisis
statistik yang diperoleh tidak bisa menjamin sepenuhnya karena sumbangan
efektif variable persepsi terhadap kompensasi yang dihasilkan sebesar 15,2%
sehingga dapat memunculkan kemungkinan bahwa korelasi antara semangat kerja
dengan persepsi terhadap kompensasi rendah. Peneliti juga menyebutkan sisanya
sebesar 84,8% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti namun dalam
hal ini peneliti tidak dapat mengkategorikan seperti apa varibel lain yang
dimaksud.
Walaupun demikian,
peneliti dapat membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara semangat kerja
dengan persepsi terhadap kompensasi melalui metode statistic yang digunakan
dengan tingkat signifikansi p=0,00 yang berarti bahwa tingkat kesalahan dari
hasil tersebut adalah 0 %.