DINAMIKA KEPRIBADIAN
Striving for
Superiority, or Perfection
Striving for superiority
adalah suatu usaha terus menerus untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi lebih
dekat dengan tujuan yang ingin dia capai. Adler menggambarkan striving for superiority sebagai dasar
fundamental dari kehidupan dan bukan usaha untuk menjadi lebih baik dari orang
lain, atau untuk menguasai. Adler mengatakan bahwa kita berjuang menjadi
superior sebagai usaha melengkapi diri kita atau membuat kita merasa utuh.
Menurut Freud, perilaku manusia
ditentukan berdasarkan masa lalunya (seperti insting dan pengalaman masa
kanak-kanak), sementara Adler melihat bahwa motivasi manusia adalah suatu hal
yang menentukan masa depannya. Dia mengatakan bahwa hanya perjuangan menjadi
superior yang dapat menjelaskan kepribadian dan tingkah laku seseorang.
Ada 2 poin tambahan tentang striving for superiority ini. Pertama,
hal ini lebih banyak meningkatkan daripada menurunkan tegangan. Striving for superiority memerlukan
energi dan usaha besar, maka Adler mengatakan manusia berusaha melawan
stabilitas dan keadaan tenang.
Kedua, bahwa striving for superiority itu dimiliki oleh individu dan masyarakat.
Kita melakukan striving for superiority
tidak hanya sebagai individu namun juga sebagai anggota kelompok. Menurut
Adler, individu dan masyarakat saling berhubungan dan bergantung satu sama
lain.
Fictional Final Goals
Salah satu teori yang dikemukakan
Adler dalam membentuk perilaku kita adalah fictional
final goals (finalisme fiktif).
Hal ini dikatakan “fiksi” karna tidak
mungkin dapat dilakukan di dunia nyata.
Kita hidup dalam dunia dimana ada
anggapan bahwa semua orang itu sama, atau pada dasarnya semua orang itu baik.
Kepercayaan ini mempengaruhi cara kita bertingkah laku kepada orang lain.
Misalnya, jika kita percaya bawa dengan melakukan hal-hal baik akan membawa
kita ke surga maka kita akan melakukannya. Banyak hal-hal fiksi yang terjadi
dalam kehidupan kita, menurut Adler, suatu formulasi besar yang diciptakan
manusia adalah konsep tentang Tuhan.
The Style of Life
Tujuan utama kita adalah superiority atau perfection (kesempurnaan), tapi cara kita untuk menuju hal tersebut
berbeda-beda. Kita mengembangkan sebuah pola unik dari karakter, tingkah laku,
kebiasaan, yang mana disebut Adler sebagai style
of life atau gaya hidup. Bayi memiliki inferiority
feelings yang memotivasi mereka untuk mengkompensasi rasa putus asa dan
kebergantungan. Dalam upaya untuk melakukan kompensasi, anak-anak memperoleh
berbagai macam tingkah laku. Tingkah laku ini menjadi bagian dari gaya hidup (the style of life).
Semua yang kita lakukan terbentuk
dengan keunikan gaya hidup kita. Hal ini menentukan aspek kehidupan mana yang
cenderung kita sukai atau tidak sukai, dan sikap mana yang kita pegang. Gaya hidup dipelajari dari interaksi sosial
yang terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan. Adler mengatakan bahwa gaya hidup
terbentuk sejak umur 4 atau 5 tahun, dan setelah itu sangat sulit untuk
dirubah. Gaya hidup menjadi salah satu penentu dari sikap-sikap kita ke
depannya.
Contohnya, anak yang diabaikan
merasa tidak mampu mengatasi tuntutan hidup, karena itu dia tumbuh dengan rasa
ketidakpercayaan dan sering berseteru. Hasilnya, gaya hidupnya sering
melibatkan rasa dendam, membenci kesuksesan orang lain, dan mengambil apapun
yang dia rasa adalah haknya.
Adler menggambarkan beberapa
masalah yang umum dan membaginya dalam 3 kelompok:
1.
Masalah yang melibatkan perilaku kita
terhadap orang lain
2.
Masalah dalam pekerjaan
3.
Masalah tentang percintaan
Kemudian, Ia mengemukakan 4 gaya
hidup yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah itu:
1. Dominant type
2. Getting type
3. Avoiding type
4.
Socially
useful type
Tipe
pertama adalah sikap memerintah dengan kesadaran sosial yang rendah. Orang
seperti ini berperilaku tanpa memikirkan orang lain. Orang yang paling ekstrim
dari jenis ini akan menyerang orang lain secara langsung dan menjadi sadis dan
ganas. Sementara orang yang tidak terlalu ekstrim akan menjadi alkoholik, kecanduan obat, dan
bunuh diri.
Getting type (tipe paling
umum menurut Adler) adalah yang mana manusia mengharapkan apa saja dari orang
lain dan sangat bergantung dengan mereka.
Avoiding type membuat
tidak ada upaya dalam menghadapi masalah kehidupan. Dengan menghindari semua
kesulitan, menghindari setiap kemungkinan terjadinya kegagalan.
Social useful type
dimana kita berdampingan dengan orang lain dan berperilaku sesuai dengan
kebutuhan mereka. Orang-orang tersebut mengatasi permasalahan hidup dengan
mengembangkan kerangka sosial dengan baik.
Social Interest
Adler percaya
bahwa bergaul dengan orang lain merupakan tugas pertama kita dalam menghadapi
hidup. Adler mengkonsepkan minat sosial
(social interest) sebagai
potensial individu yang dibawa sejak lahir untuk bekerja sama dengan orang lain
mencapai tujuan pribadi maupun sosial.
Menurut Adler, meskipun kita lebih kuat
dipengaruhi oleh sosial daripada biologis, potensi dari minat sosial ini
merupakan pembawaan dari
lahir. Namun, tingkat untuk potensi minat sosial bergantung pada awal pengalaman sosial kita. Adler menyatakan bahwa peran ibu
sangat penting sebagai orang pertama dalam berhubungan dengan bayi. Melalui
perilaku ibu kepada si anak, ibu dapat membantu perkembangan minat sosial anak.
Creative
Self
Adler berpendapat bahwa
setiap orang memiliki kontrol terhadap hidupnya sendiri dan bahwa mereka
menciptakan style of life mereka
sendiri. Kekuatan kreativitas itulah yang membuat setiap individu menciptakan
diri, karakter, serta kepribadian mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar