Kamis, 21 Maret 2013

Dinamika Kepribadian Alfred Adler


DINAMIKA KEPRIBADIAN
Striving for Superiority, or Perfection
            Striving for superiority adalah suatu usaha terus menerus untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi lebih dekat dengan tujuan yang ingin dia capai. Adler menggambarkan striving for superiority sebagai dasar fundamental dari kehidupan dan bukan usaha untuk menjadi lebih baik dari orang lain, atau untuk menguasai. Adler mengatakan bahwa kita berjuang menjadi superior sebagai usaha melengkapi diri kita atau membuat kita merasa utuh.
            Menurut Freud, perilaku manusia ditentukan berdasarkan masa lalunya (seperti insting dan pengalaman masa kanak-kanak), sementara Adler melihat bahwa motivasi manusia adalah suatu hal yang menentukan masa depannya. Dia mengatakan bahwa hanya perjuangan menjadi superior yang dapat menjelaskan kepribadian dan tingkah laku seseorang.
            Ada 2 poin tambahan tentang striving for superiority ini. Pertama, hal ini lebih banyak meningkatkan daripada menurunkan tegangan. Striving for superiority memerlukan energi dan usaha besar, maka Adler mengatakan manusia berusaha melawan stabilitas dan keadaan tenang.
            Kedua, bahwa striving for superiority itu dimiliki oleh individu dan masyarakat. Kita melakukan striving for superiority tidak hanya sebagai individu namun juga sebagai anggota kelompok. Menurut Adler, individu dan masyarakat saling berhubungan dan bergantung satu sama lain.
Fictional Final Goals
            Salah satu teori yang dikemukakan Adler dalam membentuk perilaku kita adalah fictional final goals (finalisme fiktif). Hal  ini dikatakan “fiksi” karna tidak mungkin dapat dilakukan di dunia nyata.
            Kita hidup dalam dunia dimana ada anggapan bahwa semua orang itu sama, atau pada dasarnya semua orang itu baik. Kepercayaan ini mempengaruhi cara kita bertingkah laku kepada orang lain. Misalnya, jika kita percaya bawa dengan melakukan hal-hal baik akan membawa kita ke surga maka kita akan melakukannya. Banyak hal-hal fiksi yang terjadi dalam kehidupan kita, menurut Adler, suatu formulasi besar yang diciptakan manusia adalah konsep tentang Tuhan.
The Style of Life
            Tujuan utama kita adalah superiority atau perfection (kesempurnaan), tapi cara kita untuk menuju hal tersebut berbeda-beda. Kita mengembangkan sebuah pola unik dari karakter, tingkah laku, kebiasaan, yang mana disebut Adler sebagai style of life atau gaya hidup. Bayi memiliki inferiority feelings yang memotivasi mereka untuk mengkompensasi rasa putus asa dan kebergantungan. Dalam upaya untuk melakukan kompensasi, anak-anak memperoleh berbagai macam tingkah laku. Tingkah laku ini menjadi bagian dari gaya hidup (the style of life).
            Semua yang kita lakukan terbentuk dengan keunikan gaya hidup kita. Hal ini menentukan aspek kehidupan mana yang cenderung kita sukai atau tidak sukai, dan sikap mana yang kita pegang.  Gaya hidup dipelajari dari interaksi sosial yang terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan. Adler mengatakan bahwa gaya hidup terbentuk sejak umur 4 atau 5 tahun, dan setelah itu sangat sulit untuk dirubah. Gaya hidup menjadi salah satu penentu dari sikap-sikap kita ke depannya.
            Contohnya, anak yang diabaikan merasa tidak mampu mengatasi tuntutan hidup, karena itu dia tumbuh dengan rasa ketidakpercayaan dan sering berseteru. Hasilnya, gaya hidupnya sering melibatkan rasa dendam, membenci kesuksesan orang lain, dan mengambil apapun yang dia rasa adalah haknya.
Adler menggambarkan beberapa masalah yang umum dan membaginya dalam 3 kelompok:
1.      Masalah yang melibatkan perilaku kita terhadap orang lain
2.      Masalah dalam pekerjaan
3.      Masalah tentang percintaan
Kemudian, Ia mengemukakan 4 gaya hidup yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah itu:
1.      Dominant type
2.      Getting type
3.      Avoiding type
4.      Socially useful type
            Tipe pertama adalah sikap memerintah dengan kesadaran sosial yang rendah. Orang seperti ini berperilaku tanpa memikirkan orang lain. Orang yang paling ekstrim dari jenis ini akan menyerang orang lain secara langsung dan menjadi sadis dan ganas. Sementara orang yang tidak terlalu ekstrim  akan menjadi alkoholik, kecanduan obat, dan bunuh diri.
            Getting type (tipe paling umum menurut Adler) adalah yang mana manusia mengharapkan apa saja dari orang lain dan sangat bergantung dengan mereka.
            Avoiding type membuat tidak ada upaya dalam menghadapi masalah kehidupan. Dengan menghindari semua kesulitan, menghindari setiap kemungkinan terjadinya kegagalan.
            Social useful type dimana kita berdampingan dengan orang lain dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan mereka. Orang-orang tersebut mengatasi permasalahan hidup dengan mengembangkan kerangka sosial dengan baik.
Social Interest
Adler percaya bahwa bergaul dengan orang lain merupakan tugas pertama kita dalam menghadapi hidup. Adler mengkonsepkan minat sosial (social interest) sebagai potensial individu yang dibawa sejak lahir untuk bekerja sama dengan orang lain  mencapai tujuan pribadi maupun sosial.
Menurut Adler, meskipun kita lebih kuat dipengaruhi oleh sosial daripada biologis, potensi dari minat sosial ini merupakan pembawaan dari lahir. Namun, tingkat untuk potensi minat sosial bergantung pada awal pengalaman sosial kita. Adler menyatakan bahwa peran ibu sangat penting sebagai orang pertama dalam berhubungan dengan bayi. Melalui perilaku ibu kepada si anak, ibu dapat membantu perkembangan minat sosial anak.
Creative Self
      Adler berpendapat bahwa setiap orang memiliki kontrol terhadap hidupnya sendiri dan bahwa mereka menciptakan style of life mereka sendiri. Kekuatan kreativitas itulah yang membuat setiap individu menciptakan diri, karakter, serta kepribadian mereka.

Tidak ada komentar: